Membangun kultur madani ? Berbicara tentang kultur madani berarti, kita tidak akan lepas membicarakan kultur (Budaya) madani yang erat kaitannya dengan lingkungan, guru, dan sistem pembelajaran. Mengingat madani merupakan suatu intansi berupa sekolah yang tidak berdiri sendiri.
Untuk membangun suatu kultur, tentunya akan ada berbagai macam proses yang akan dilalui. Mengingat madani merupakan suatu intansi yang tidak berdiri sendiri, maka tentunya peran serta dukungan faktor pendukung sangat diperlukan demi terciptanya kultur madani.
Hal awal yang dapat dilakukan untuk membangun kultur madani dapat berupa pemaksimalan kultur masyarakat madani itu sendiri, dengan cara meningkatkan kesadaraan masyarakat itu sendiri, tentunya masyarakat sekolah !! kesadaran yang dimaksud dapat berupa
Beberapa faktor yang mengakibatkan keterlambatan siswa/siswi yaitu:
1. Dengan tidak maksimalnya absensi/daftar kehadiran siswa/siswi.
Banyak siswa/siswi yang terlambat tetapi karena absensi yang masih menggunakan kertas dan yang memegangnya adalah sekertaris kelas atau temannya sendiri, maka siswa/siswi itu akan bersantai-santai kesekolah dan berharap tidak akan terlambat karena siswa/siswi itu akan berpikir dia bisa menggoda temannya agar dia tidak terlambat.
2. Guru jaga yang tidak mencatat siswa/siswi yang terlambat
Banyak guru yang kurang efektif dalam mencatat siswa/siswi yang terlambat. Siswa/siswi pun banyak yang berpikir karena guru jaga yang tidak mencatat siswa/siswi yang terlambat maka dia akan bersantai-santai saja.
Dari beberapa faktor yang mengakibatkan keterlambatan siswa/siswi tersebut antara lain absensi yang masih menggunakan kertas dan guru jaga yang kurang efektif dalam mencatat