Pengertian Citizen Journalism
Citizen Journalism adalah praktek jurnalisme yang dilakukan oleh non
profesional jurnalis dalam hal ini oleh warga.
Citizen Journalis (Jurnalisme Warga) adalah warga biasa yang menjalankan
fungsi selayaknya jurnalis profesional yang pada umumnya menggunakan
channel media baru yaitu internet untuk menyebarkan informasi dan berita
yang mereka dapat.
Shayne Bowman dan Chris Willis lantas mendefinisikan citizen journalism
sebagai ‘…the act of citizens playing an active role in the process of
collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and
information”.
Ada beberapa istilah yang dikaitkan dengan konsep citizen journalism.
Public journalism, advocacy journalism, participatory journalism,
participatory media, open source reporting, distributed journalism,
citizens media, advocacy journalism, grassroot journalism, sampai
we-media.
J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media
citizen journalism ke dalam 5 tipe :
Audience participation (seperti komenter user yang diattach pada
kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang
diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh
anggota komunitas).
2. Situs web berita atau informasi independen (Consumer Reports, Drudge
Report).
3. Situs berita partisipatoris murni (OhmyNews).
4. Situs media kolaboratif (Slashdot, Kuro5hin).
5. Bentuk lain dari media ‘tipis’ (mailing list, newsletter e-mail).
6. Situs penyiaran pribadi (situs penyiaran video, seperti KenRadio).
Bentuk – Bentuk Citizen Journalism
Seperti yang dikutip dalam buku Mengamati Fenomena Citizen Journalism,
Gibson (Severin dan Tankard, 2005 : 445) mendefinisikan : Dunia maya
(cyberspace) adalah realita yang terselubung secara global, di dukung
komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisal, atau virtual.
Dalam realita ini, di mana setiap komputer adalah sebuah jendela,
terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan bersifat fisik dan bukan
representasi objek-objek fisik, namun lebih merupakan gaya, karakter,
dan aksi pembuatan data, pembuatan informasi murni (Yudhapramesti, 2007
: 5-6).
Steve Outing pernah mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism
sebagai berikut:
1. Citizen journalism membuka ruang untuk komentar publik. Dalam ruang
itu, pembaca atau khalayak bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau
menambahkan bahan tulisan jurnalisme profesional. Pada media cetak
konvensional jenis ini biasa dikenal dengan surat pembaca.
2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang
ditulis. Warga diminta untuk ikut menuliskan pengalamannya pada sebuah
topik utama liputan yang dilaporkan jurnalis.
3. Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan nonjurnalis yang
memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas. Tujuannya dijadikan alat
untuk mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel. Terkadang
profesional nonjurnalis ini dapat juga menjadi kontributor tunggal yang
menghasilkan artikel tersebut.
4. Bloghouse warga. Bentuknya blog-blog gratisan yang dikenal, misalnya
ada wordpress, blogger, atau multiply. Melalui blog, orang bisa
berbagi cerita tentang dunia, dan bisa menceritakan dunia berdasarkan
pengalaman dan sudut pandangnya.
5. Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang
disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi. Dalam hal
ini pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian atas apa yan
ditampilkan organisasi media tersebut.
6. Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses editing.
Sumbangan laporan dari warga, biasanya tentang hal-hal yang sifatnya
sangat lokal, yang dialami langsung oleh warga. Editor berperan untuk
menjaga kualitas laporan, dan mendidik warga (kontributor) tentang
topik-topik yang menarik dan layak untuk dilaporkan.
7. Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses editing.
8. Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak.
9. Hybrid: pro + citizen journalism. Suatu kerja organisasi media yang
menggabungkan pekerjaan jurnalis profesional dengan jurnalis warga.
10. Penggabungan antara jurnalisme profesional dengan jurnalisme warga
dalam satu atap. Website membeli tulisan dari jurnalis profesional dan
menerima tulisan jurnalis warga.
11. Model Wiki. Dalam Wiki, pembaca adalah juga seorang editor. Setiap
orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi tambahan
atau komentar terhadap komentar yang terbit (Yudhapramesti, 2007).
Perkembangan dan Peran Citizen Journalism
Kemajuan teknologi informasi secara pasti memberikan andil yang sangat
besar dalam pembangunan masyarakat pada masa sekarang ini. Didukung
kemajuan teknologi, terutama internet, media massa telah membentuk ruang
publik yang sangat luas. Partisipasi warga menjadi terbuka lebar dengan
kondisi ini.
Dukungan terhadap jurnalisme warga ternyata juga datang dari kalangan
wartawan. Richard Sambrook, wartawan BBC’s World yang mengatakan bahwa
sudah terjadi pembentukan jaringan informasi di era global yang
memungkinkan munculnya interaksi yang tinggi antara BBC dengan audience.
Ia mengamati bahwa para jurnalis BBC harus bisa bekerjasama dengan
audience dengan memberi kesempatan untuk kontribusi pada informasi di
BBC. Blog mainstream yang merupakan pelopor dari citizen journalism di
berbagai negara sebagai contoh OhmyNews di Korea Selatan (Semangat
Melawan media mainstream).
Di Indonesia, jurnalisme warga juga bisa dibilang sudah mulai berkembang
dan kegunaannya dirasakan saat adanya peristiwa-peristiwa besar seperti
serangan teroris dan bencana alam. Citizen journalism juga dikaitkan
dengan hyperlocalism karena komitmennya yang sangat luarbiasa pada
isu-isu lokal, yang "kecil-kecil" (untuk ukuran media mainstream),
sehingga luput dari liputan media mainstream. Citizen journalism tidak
bertujuan menciptakan keseragaman opini publik. Pemberitaan citizen
journalism lebih mendalam dengan proses yang tak terikat waktu, seperti
halnya deadline di mainsteram media.
Perkembangan citizen journalism didukung pula dengan perkembangan
citizen media dan sosial media. Sejak tahun 2002-nan, citizen media
telah berkembang pesat yang mencoba mencari eksistensi di tengah
atmosfer media tradisional. Dengan adanya internet, citizen media mampu
menyebarkan informasi dalam bentuk teks, audio, video, foto, komentar
dan analisis. Bahkan mampu menjalankan fungsi pers seperti watchdog,
filter informasi, pengecekan fakta bahkan pengeditan.
Konten atau isi dari citizen journalism bisa berupa peristiwa,
pengalaman, dan reportase yang termasuk kedalam berita, bisa juga
pendapat, ulasan atau analisa yang termasuk kedalam opini, selain itu
bisa merupakan gagasan atau ide seperti tulisan ringan atau catatan
harian, fiksi, tips dan tutorial.
Jurnalis warga atau citizen journalism dapat memanfaatkan media-media
yang ada baik mainsteram media ataupun social media. Dalam mainstream
media seperti media cetak melalui surat pembaca, media televisi melalui
iwitness dan suara anda, media radio melalui info lalu lintas, media
online bisa melalui kolom komentar. Sedangkan social media melalui blog
(wordpress, blogspot), Microblog (twitter), Media Sosial Blog
(kompasiana, ohmy news, now public), Situs Pertemanan (facebook,
friendster), Situs foto share (flickr, twitpic), Situs video share
(youtube).
Etika Citizen Journalism
Memang tidak ada batasan baku untuk citizen journalism dalam membuat
suatu berita. Namun Citizen journalism juga ada etikanya. Etika tersebut
kurang lebih sama dengan etika menulis di media online diantaranya
adalah tidak menyebarkan berita bohong, tidak mencemarkan nama baik,
tidak memicu konflik SARA dan menyebutkan sumber berita dengan jelas.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jojowulan/citizen-journalism-apa-dan-bagaimana_550ffe8a813311af36bc6061
Pengertian Citizen JournalismSelengkapnya : http://www.kompasiana.com/jojowulan/citizen-journalism-apa-dan-bagaimana_550ffe8a813311af36bc6061
Citizen Journalism adalah praktek jurnalisme yang dilakukan oleh non profesional jurnalis dalam hal ini oleh warga.
Citizen Journalis (Jurnalisme Warga) adalah warga biasa yang menjalankan fungsi selayaknya jurnalis profesional yang pada umumnya menggunakan channel media baru yaitu internet untuk menyebarkan informasi dan berita yang mereka dapat.
Shayne Bowman dan Chris Willis lantas mendefinisikan citizen journalism sebagai ‘…the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”.
Ada beberapa istilah yang dikaitkan dengan konsep citizen journalism. Public journalism, advocacy journalism, participatory journalism, participatory media, open source reporting, distributed journalism, citizens media, advocacy journalism, grassroot journalism, sampai we-media.
J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media citizen journalism ke dalam 5 tipe : Audience participation (seperti komenter user yang diattach pada kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas). 2. Situs web berita atau informasi independen (Consumer Reports, Drudge Report). 3. Situs berita partisipatoris murni (OhmyNews). 4. Situs media kolaboratif (Slashdot, Kuro5hin). 5. Bentuk lain dari media ‘tipis’ (mailing list, newsletter e-mail). 6. Situs penyiaran pribadi (situs penyiaran video, seperti KenRadio).
Bentuk – Bentuk Citizen Journalism Seperti yang dikutip dalam buku Mengamati Fenomena Citizen Journalism, Gibson (Severin dan Tankard, 2005 : 445) mendefinisikan : Dunia maya (cyberspace) adalah realita yang terselubung secara global, di dukung komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisal, atau virtual. Dalam realita ini, di mana setiap komputer adalah sebuah jendela, terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan bersifat fisik dan bukan representasi objek-objek fisik, namun lebih merupakan gaya, karakter, dan aksi pembuatan data, pembuatan informasi murni (Yudhapramesti, 2007 : 5-6). Steve Outing pernah mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism sebagai berikut: 1. Citizen journalism membuka ruang untuk komentar publik. Dalam ruang itu, pembaca atau khalayak bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan jurnalisme profesional. Pada media cetak konvensional jenis ini biasa dikenal dengan surat pembaca. 2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis. Warga diminta untuk ikut menuliskan pengalamannya pada sebuah topik utama liputan yang dilaporkan jurnalis. 3. Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas.
Tujuannya dijadikan alat untuk mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel. Terkadang profesional nonjurnalis ini dapat juga menjadi kontributor tunggal yang menghasilkan artikel tersebut. 4. Bloghouse warga. Bentuknya blog-blog gratisan yang dikenal, misalnya ada wordpress, blogger, atau multiply. Melalui blog, orang bisa berbagi cerita tentang dunia, dan bisa menceritakan dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya. 5. Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi. Dalam hal ini pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian atas apa yan ditampilkan organisasi media tersebut. 6. Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses editing. Sumbangan laporan dari warga, biasanya tentang hal-hal yang sifatnya sangat lokal, yang dialami langsung oleh warga. Editor berperan untuk menjaga kualitas laporan, dan mendidik warga (kontributor) tentang topik-topik yang menarik dan layak untuk dilaporkan. 7. Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses editing. 8. Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak. 9. Hybrid: pro + citizen journalism. Suatu kerja organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis profesional dengan jurnalis warga. 10. Penggabungan antara jurnalisme profesional dengan jurnalisme warga dalam satu atap. Website membeli tulisan dari jurnalis profesional dan menerima tulisan jurnalis warga. 11. Model Wiki. Dalam Wiki, pembaca adalah juga seorang editor.
Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi tambahan atau komentar terhadap komentar yang terbit (Yudhapramesti, 2007). Perkembangan dan Peran Citizen Journalism Kemajuan teknologi informasi secara pasti memberikan andil yang sangat besar dalam pembangunan masyarakat pada masa sekarang ini. Didukung kemajuan teknologi, terutama internet, media massa telah membentuk ruang publik yang sangat luas. Partisipasi warga menjadi terbuka lebar dengan kondisi ini. Dukungan terhadap jurnalisme warga ternyata juga datang dari kalangan wartawan. Richard Sambrook, wartawan BBC’s World yang mengatakan bahwa sudah terjadi pembentukan jaringan informasi di era global yang memungkinkan munculnya interaksi yang tinggi antara BBC dengan audience.
Ia mengamati bahwa para jurnalis BBC harus bisa bekerjasama dengan audience dengan memberi kesempatan untuk kontribusi pada informasi di BBC. Blog mainstream yang merupakan pelopor dari citizen journalism di berbagai negara sebagai contoh OhmyNews di Korea Selatan (Semangat Melawan media mainstream). Di Indonesia, jurnalisme warga juga bisa dibilang sudah mulai berkembang dan kegunaannya dirasakan saat adanya peristiwa-peristiwa besar seperti serangan teroris dan bencana alam. Citizen journalism juga dikaitkan dengan hyperlocalism karena komitmennya yang sangat luarbiasa pada isu-isu lokal, yang "kecil-kecil" (untuk ukuran media mainstream), sehingga luput dari liputan media mainstream. Citizen journalism tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini publik.
Pemberitaan citizen journalism lebih mendalam dengan proses yang tak terikat waktu, seperti halnya deadline di mainsteram media. Perkembangan citizen journalism didukung pula dengan perkembangan citizen media dan sosial media. Sejak tahun 2002-nan, citizen media telah berkembang pesat yang mencoba mencari eksistensi di tengah atmosfer media tradisional. Dengan adanya internet, citizen media mampu menyebarkan informasi dalam bentuk teks, audio, video, foto, komentar dan analisis. Bahkan mampu menjalankan fungsi pers seperti watchdog, filter informasi, pengecekan fakta bahkan pengeditan. Konten atau isi dari citizen journalism bisa berupa peristiwa, pengalaman, dan reportase yang termasuk kedalam berita, bisa juga pendapat, ulasan atau analisa yang termasuk kedalam opini, selain itu bisa merupakan gagasan atau ide seperti tulisan ringan atau catatan harian, fiksi, tips dan tutorial. Jurnalis warga atau citizen journalism dapat memanfaatkan media-media yang ada baik mainsteram media ataupun social media. Dalam mainstream media seperti media cetak melalui surat pembaca, media televisi melalui iwitness dan suara anda, media radio melalui info lalu lintas, media online bisa melalui kolom komentar. Sedangkan social media melalui blog (wordpress, blogspot), Microblog (twitter), Media Sosial Blog (kompasiana, ohmy news, now public), Situs Pertemanan (facebook, friendster), Situs foto share (flickr, twitpic), Situs video share (youtube). Etika Citizen Journalism Memang tidak ada batasan baku untuk citizen journalism dalam membuat suatu berita. Namun Citizen journalism juga ada etikanya. Etika tersebut kurang lebih sama dengan etika menulis di media online diantaranya adalah tidak menyebarkan berita bohong, tidak mencemarkan nama baik, tidak memicu konflik SARA dan menyebutkan sumber berita dengan jelas.
0 komentar:
Posting Komentar